Sudah sejak lama kedelai sohor menjadi bahan baku penganan tempe dan tahu bagi kebanyakan rakyat Indonesia. Harganya pun terbilang terjangkau bagi semua kalangan di Tanah Air. namun sampai kini, kedelai ternyata belum menjadi tuan rumah di negeri penghasil tempe Indonesia
Seturut catatan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam buku Kinerja Satu Tahun Kementerian Pertanian Oktober 2014- Oktober 2015 yang disampaikan pada Selasa (20/10/2015) di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Angka Ramalan 2015 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi kedelai mencapai 999.000 ton. Sementara, realisasi pada 2014 berada di angka 955.000 ton.
Selanjutnya, sepanjang periode tersebut di atas, kinerja produksi kedelai meningkat melalui produktivitas 15,60 kuintal/hektar (ku/ha) atau naik 0,9 ku/ha (0,58 persen) dan luas panen yang meningkat 25.000 hektar atau setara dengan 4,01 persen.
Kemudian, peningkatan produksi kedelai mencapai 43,8 ribu ton atau naik 4,59 persen. Angka produksi ini setara dengan kontribusi ekonomi Rp 0,35 triliun.
Data tersebut juga menunjukkan pesan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan industri, produksi kedelai 2015 harus ditingkatkan lagi. Fokus dikembangkan pada lokasi yang mempunyai keunggulan komparatif untuk mencukupi kebutuhan domestik.
Luas lahan tanaman kedelai di Indonesia mencapai 700.000 hektar. Data terkini BPS menunjukkan sepanjang 2015, produksi kedelai mencapai 998.870 ton biji kering. Angka ini naik 4,59 persen jika dibandingkan pencapaian pada 2014.
Kementerian Pertanian dalam catatannya, sementara itu, menunjukkan bahwa kebutuhan kedelai 2,54 juta ton. Itu berarti, impor kedelai untuk menutupi kekurangan mencapai 1,54 juta ton.
Kementerian Pertanian menganggarkan dana hingga Rp 1 triliun sepanjang tahun ini untuk komoditas kedelai. Besarnya anggaran tersebut disalurkan untuk beberapa rencana strategis, seperti bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian (alsintan), hingga dana bantuan langsung pada para petani.
Seluruh upaya itu, kata Menteri Arman, merupakan langkah penting untuk mengurangi impor kedelai. Pasalnya, selain beras, produksi kedelai juga menjadi target swasembada pangan. Dengan demikian, harapan bahwa kedelai menjadi tuan rumah di negeri sendiri menjadi kenyataan.
Namun hal ini tidak mudah untuk dicapai, perlu evaluasi dari bantuan yang telah disalurkan agar tepat sasaran, serta bagaimana menumbuhkan minat petani untuk menanam kedelai, Faktor harga yang fluaktuatif menjadi salah satu penyebabnya, sehingga peran Bulog juga sangat diperlukan dalam menampung produksi yang melimpah pada saat musim panen.
Selain itu untuk menggenjot produksi perlu perluasan areal tanaman kedelai yang cukup signifikan disamping program intensifikasi pertanian yang telah dilaksanakan oleh pemerintah jika ini menutup defisit produksi sebesar 1.54 juta ton, karena pengalaman di lapangan dengan program intensifikasi pertanian sangat susah untuk menaikan produksi sampai 100 %, olehnya perlu upaya-upaya khusus dalam program ekstensifikasi pertanian dalam membuka lahan-lahan pertanaman kedelai yang baru,
Penggunaan bantaran kali atau danau pada saat musim kering menjadi alternatif yang bisa dilakukan dalam menambah luasan pertanaman, selain tanah yang subur juga ketersediaan air tidak menjadi masalah yang perlu dipersoalkan, namun tantangan bagaimana pemerintah bisa mendorong masyarakat untuk mengelola lahan yang tidak termanfaatkan, salah satunya dengan pemberian insentif khusus untuk petani yang ingin menanam kedelai.
buku kinerja satu tahun kementan kebutuhan kedelai kedelai luas lahan kedelai swasembada kedelai tahu tempe