Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyumbangkan traktor pada 13 mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang berprestasi dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI).
Pemberian traktor tersebut diumumkan usai Amran memberikan kuliah umum di Fakultas Pertanian Unhas, Rabu (21/10/2015).
Amran menyatakan, pemberian traktor tersebut sebagai bentuk ajakan agar mahasiswa mau turun ke sawah.
“Mahasiswa turun bertani, kenapa tidak? Mereka memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan pertanian, baik ilmu maupun inovasi. Dengan adanya pemberian traktor diharapkan dapat mempromosikan teknologi pertanian yang lebih modern. Jadi petani jangan takut miskin. Kalau mereka dapat mengelola pertanian dengan baik, mereka bisa mengalahkan gaji seorang menteri dan menjadi kaya raya,” katanya.
namun sampai sekarang minat para mahasiswa atau lulusaan pertanian untuk turun ke sawah sangat minim, jika di persentase hanya sekian persen saja mahasiswa pertanian yang kembali bekerja di sector pertanian, itupun hanya didominasi oleh PNS.
hal ini terjadi karena para lulusan pertanian ini belum melihat pertanian sebagai bidang yang menjanjikan, mereka masih berpikiran bahwa bekerja dengan petani atau kembali sebagai petani tidak bias mengsejahterakan mereka, dan ini yang menjadi tugas pemerintah kedepan bagaimana menumbuhkan minat mahasiswa atau alumni pertanian untuk memajukan pertanian Indonesia.
Dalam kuliah umumnya, Amran menjelaskan, kalau mau meningkat pertanian, Indonesia harus mengubah beberapa regulasi. Salah satunya dari proses tender menjadi penunjukan langsung.
“Penunjukan langsung itu memiliki waktu yang singkat dibandingkan proses tender yang membutuhkan waktu minimal tiga bulan. Selain itu harganya lebih murah, kualitasnya juga bagus karena langsung dari pabriknya, serta pengawasannya lebih mudah karena tidak memakai perantara” ucapnya.
Alumnus Unhas itu juga menuturkan, pemerintah menganggarkan dana Rp 5 triliun pada tahun 2015 untuk pembangunan pertanian. Dana itu berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan embung, parit, dan sumur dangkal.
Dengan pembangunan tersebut, kata dia, diharapkan Indonesia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa ada impor kembali. Bahkan, sebaliknya dapat melakukan ekspor.
“Dengan adanya air bukan hanya dapat meningkatkan pertanian, namun juga meningkatkan peternakan, sehingga Indonesia bisa menjadi produsen bukan lagi kosumen,” kuncinya.
amaran sulaiman bantuan traktor kuliah umum LKTI mahasiswa pertanian mentan swasembada pangan