Keong emas atau siput murbei (Pomacea sp) merupakan binatang air tawar yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1980 an sebagai binatang hias, Meski ada pro-kontra tentang kebijakan mengimpor hewan ini, kekhawatiran tersebut baru terwujud ketika hewan ini berkembang biak dengan pesat. Di tahun 1995, hama keong emas pertama kali dilaporkan. Sejak saat itu, hewan ini lebih dikenal sebagai hama daripada hewan peliharaan. Ternyata hewan ini berkembang-biak dengan pesat, sehingga berubah menjadi hama potensial bagi tanaman padi berusia muda di negara-negara Indonesia, Filipina, Kamboja, Thailand dan Vietnam. Dibeberapa daerah hama keong emas menjadi musuh utama para petani padi, sehingga untuk mengendalikannya ditempuh berbagai cara, mulai dari pemungutan keong dan penghancuran telurnya, penggunaan semut merah semut merah untuk memakan telor keong, penggunaan bebek untuk memakan keong muda, penggunaan tanaman beracun, sampai penggunaan pestisida. Hal itu karena kemampuan berkembang-biak keong emas yang luar biasa, sebagai gambaran seekor keong emas betina mampu menghasilkan 15 kelompok telur dalam sekali siklus hidup (berkisar antara 60 - 80 hari). Ternyata setiap kelompok telur berisi 300 - 500 butir. Pertambahan populasinya juga yang luar biasa, di mana seekor keong mas dewasa bisa menghasilkan 1000 - 1200 telur dalam setiap bulannya.
Keong mas yang merupakan hewan lunak atau Mollusca dari golongan Gastropoda. Keong mas biasanya hidup di saluran- saluran air, sawah irigasi, rawa-rawa, dan di areal yang selalu tergenang oleh air. Walaupun begitu bukan berarti juga kalau keong emas itu tidak bisa hidup di areal yang tanpa air. pada musim kemarau keong emas biasanya mengubur dirinya di dalam tanah yang lembab atau di tanah yang sedikit mengandung air. Mereka mampu berdiapause atau fase dimana organismenya berhenti berkembang dan terjadi pada siklus tahunan selama 6 bulan, kemudian keong mas akan aktif kembali pada saat tanah mulai dialiri air lagi. Keong emas juga bisa hidup di lingkungan yang kurang baik, seperti air yang terkena polusi, di tempat yang kurang kadar oksigenya dan sebagainya. namun bila kita tinjau ulang, pada morfologi keong emas sebenernya hampir sama persis dengan keong sawah. bentuk cangkangnya bulat mengerut, berwarna kuning keemasan-emasan. cara berkembang dengan cara ovipar. masa perkembang biakkannya kira-kira selama 3 sampai 4 tahun, Masa Pertumbuhan awal Keong emas yaitu sekitar 15-25 hari pertama, Kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan lanjutan sekitar 26-59 hari, setelah dua bulan atau menginjak hari ke-60an sampai tiga bulan kedepannya keong mas menjadi keong dewasa dan Setelah dewasa keong mas akan mempunyai cangkang besar sekitar 4 cm dan berat 10 gram sampai 20 gram
Cara perkembang biakan keong emas dengan cara bertelur, mereka biasanya bertelor menjelang pagi ataupun pada sore hari. Seekor keong emas dalam waktu sebulan bisa menghasilkan 1000-1200 telur.Telur-telur keong emas tersebut akan menetas dalam waktu 7-14 hari.
namun Siklus hidup keong emas sangat pendek, walaupun begitu keperidian/ fertilitas keong emas sangatlah tinggi, kemampuan bertahan hidupnya pada kondisi lingkungan apapun juga sangat baik, sehingga hewan ini dapat berkembang dengan sangat pesat dan kosmopolit, Dari hal maanfaat, Keong Mas atau Pomacea canaliculata ternyata dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecerdasan, meningkatkan libido, dan juga bisa digunakan sebagai obat liver. Keong mas ini banyak mengandung asam omega 3, 6 dan 9 dan kandungan protein pada keong mas kurang lebih sekitar 57,76 %, Sehingga kadar proteinnya cukup tinggi.
Di sisi lain Keong mas ternyata sangat dikenal sebagai hama yang sangat rakus dan ekstrim. Biasanya dalam semalam seekor keong mampu menghabiskan satu rumpun padi yang berumur antara 15-30 hari. Sehingga banyak petani yang mengeluh karena dirugikan sampai petani harus menderita karena gagal panen total akibat dari serangan hama keong emas ini. Berbagai macam carapun telah dilakukan untuk membasmi hama keong emas ini. Mulai dari menangkap keong-keong tersebut secara manual, sampai menggunakan moluskisida sintetis Berdasarkan hasil penelitian MS Dela Cruz, RC Joshi, dan AR Martin dari tahun 1999 sampai 2000 di PhilRice Maligaya, Moluskisida komersial (niklosamida dan metaldehida) efektif terhadap siput murbai jika langsung terkena. Efikasinya sampai 2- 3 hari. Moluskisida tidak dapat lagi membunuh siput murbai yang baru muncul dari tanah atau yang baru masuk ke lapangan yang telah diaplikasi. Di samping itu juga terdapat kandungan chlorothalonil seabagai bahan aktifnya. Padahal zat ini merupakan jenis moluskisida organoklorin yang sangat resisten di alam sehingga pencemarannya bertahan lama bahkan dapat masuk ke dalam rantai makanan. Selanjutnya zat yang bersifat racun ini akan tinggal di dalam jaringan makhluk hidup dan merusaknya. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pemberantasan hama keong mas secara kimia tidaklah efektif dan efisien, selain dapat merusak lingkungan hal tersebut juga kurang dapat mengeksplor manfaat dari keong mas situ sendiri. Menurut Tri Harso (1996), pengendalian hama keong emas yang paling efektif adalah dengan memusnahkan telurnya. Hal ini logis, karena yang banyak kita tahu, saat ini banyak orang yang berusaha memusnahkan keong emas dengan cara menangkap keong yang sudah besar, padahal, dengan kemampuan reproduksi yang dimilikinya, keong-keong kecil dan telurnya yang luput dari tangkapan manusia akan berkembang dan beranak pinak. Jadi jika hanya induknya yang ditangkap, itu kurang efisien. Membasmi keong emas dengan cara memusnahkan telurnya pun sebenarnya bukan alternatif untuk meningkatkan ketahanan pangan. Meski di satu sisi, dengan musnahnya hama keong emas mengimplikasikan semakin turunnya tingkat kegagalan panen akibat serangan hama, akan tetapi di sisi lain memusnahkan keong emas juga berarti memusnahkan salah satu SDA yang sebenarnya memiliki manfaat besar jika dikelola dengan baik. Seperti protein yang terkandungnya juga sangat besar, Setiap 100 gr keong emas, mengandung: Protein (12.2 gr), Lemak (0.4 gr), Karbohidrat (6.6 gr), Fosfor (3.2 gr), Kalium (61 mg), Natrium (40 mg), Ribivlavin (17 mg), Niacin (12 mg)). Telur keong emas juga memiliki kadar kalsium yang tinggi pada cangkangnya. Sehingga disayangkan sekali jika keong emas hanya dibuang dan dimusnahkan karena dianggap sebagai hama yang sangat merugikan bagi petani, padahal di sisi lain keong emas memiliki manfaat yang luar biasa jika dikelola dengan baik. Saat ini, memang telah banyak orang yang memanfaatkan keong emas sebagai bahan pangan, seperti dibuat sebagai sate keong, atau pakan ternak. Cangkangnya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tangan. Akan tetapi hal tersebut nampaknya tidak cukup ampuh untuk membasmi hama keong emas. Karena kebanyakan orang hanya akan mengambil keong yang besar, dan mengacuhkan keong- keong kecil. Padahal, keong-keong kecil tersebut juga memiliki kemampuan merusak tanaman yang cukup besar. Maka dari itu, perlu strategi baru untuk membasmi keong emas, tanpa harus merusak lingkungan dan membawa manfaat positif. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan telur keong emas sebagai bahan pembuatan makanan ringan, seperti kerupuk telur keong emas. Karena dengan dengan demikian akan membuat pemberantasan hama keong emas lebih berdaya guna.
Pengendalian Keong Mas
Untuk mengendalikan keong mas kita dapat melakukannya -/+ 10 hari pertama setelah tananman padi pindah tanam dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada tabela (tanam benih secara langsung). Yang mana tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong emas tersebut. Cara – cara yang dapat menyebabkan pertumbuhan keong emas sedikit tertekan populasinya yaitu :
- Akibat semut merah memakan telur keong, dan bias juga bebek ataupun tikus yang memakan keong muda. Bebek ditempatkan di sawah selama persiapan lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh cukup besar (misalnya 30-35 hari setelah tanam); keong dapat dipanen, dimasak untuk dimakan oleh manusia.
- Dengan cara mengambil keong emas dan menghancurkan telurnya. Hal ini paling baik dilakukan di pagi dan sore hari ketika keong berada pada keadaan aktif.
- Kita menaruh beberapa dedaunan pelepah pisang untuk menarik perhatian keong sehingga kita bias lebih mudah memungut keong tersebut
- Keong bersifat aktif pada air yang menggenang/ diam dan karenanya, perataan tanah danpengeringan sawah yang baik dapat menekan kerusakan. Buat saluran-saluran kecil (misalnya,lebar 15-25 cm dan dalam 5 cm) untuk memudahkan pengeringan dan bertindak sebagaititik fokus untuk mengumpulkan keong atau membunuh keong secara manual. Apabila pengendalian air baik, pengeringan dan pengaliran air ke sawah dilakukan hingga stadia anakan(misalnya, 15 hari pertama untuk tanam pindah dan 21 hari pertama untuk tabela).
- Tempatkan tanaman beracun (misalnya daun eceng (Monochoria vaginalis), daun tembakau,dan daun Kalamansi) pada bidang-bidang sawah atau di saluran-saluran kecil.
- Tempatkan penyaring dari kawat atau anyaman bambu pada saluran keluar dan masuk irigasi utama untuk mencegah masuknya keong dari lahan lain. Manfaat dari tindakan ini agak terbatas karena kebanyakan keong mengubur dirinya sendiri dan “hibernasi” di sawah ketikatanah mengering.
- Tanam bibit-bibit yang sehat dengan anakan yang sehat. Terkadang, tanam pindah dapat ditunda (misalnya bibit berumur 25-30 versus 12-15 hari), atau tanam bibit ganda per rumpun.
- Pengendalian dengan pestisida berbahan aktif niclos amida dan deris mungkin dibutuhkan bila praktek-praktek lainnya gagal. Cek produk-produk yang tersedia secara lokal yang memiliki kadar racun rendah terhadap manusia dan lingkungan. Pertimbangkan untuk menggunakan produk-produk untuk tempat-tempat rendah dan kanal-kanal kecil, bukan ke seluruh bidang sawah. Selalu pastikan penggunaan yang aman.
cara pengendalian keong mas keong mas kerugian keong mas penyebaran keong mas sejarah keong mas