Hingga kini, desa adalah masa depan Indonesia. Pasalnya, sebagaimana disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT) Marwan Jafar, desa memegang prospek besar bagi kedaulatan nasional di masa depan. Desa menjadi kunci menuju Indonesia yang berdaulat di bidang pangan dan energi,”
Tak hanya itu, potensi pengembangan pertanian di desa jauh lebih besar dibandingkan wilayah perkotaan. Lahan pertanian dan sumber daya manusia mayoritas berada di desa. “Komoditas pertanian yang dihasilkan oleh desa merupakan sumber bahan baku utama dalam industri pengolahan makanan dan energi baru ramah lingkungan. Misalnya pengembangan saripati singkong menjadi ethanol, minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biofuel, dan lain-lain,”
Dengan memahami besarnya potensi desa ini,, akan terlihat secara jelas bahwa desa memegang peran penting bagi kemajuan bangsa Indonesia, khususnya di bidang pangan dan energi. Namun, hingga saat ini desa masih menghadapi banyak permasalahan yang mengancam perkembangan pertanian.
Permasalahan itu di antaranya ketersediaan lahan sawah, lahan kering, dan lahan pertanian yang relatif tetap dan bahkan berkurang karena ada konversi lahan terbangun untuk permukiman perkotaan. Dalam rentang 2003-2012, perkembangan lahan pertanian sekitar 25 juta hektare.
Masalah lainnya adalah terkait tingkat pertumbuhan penduduk yang timpang antara kota dan desa. Pertumbuhan penduduk perkotaan mencapai 2,18 persen per tahun, lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata nasional sebesar 1 persen per tahun. Sedangkan, pertumbuhan penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64 persen.
Data menunjukkan bahwa angka urbanisasi penduduk desa ke kota cenderung meningkat. Angka urbanisasi yang tinggi tentu semakin mengurangi angka angkatan kerja di desa dan berkurangnya angkatan kerja di desa tentu semakin mengurangi angka produktivitas hasil pertanian, mengingat 83 persen penduduk desa bekerja sebagai petani. “Selain itu, desa juga mengalami keterbatasan dalam penyediaan sarana prasarana produksi, teknologi pertanian, dan keterampilan petani di desa,”
Jika menilik banyaknya persoalan diatas, perlu adanya upaya khusus yang dibuat oleh pemerintah untuk menarik minat warga desa agar tidak melakukan migrasi ke perkotaan, persoalan utama yang menjadi kendala adalah daya tarik pedesaan yang relatif masih sangat kurang, selain itu terbatasnya sarana dan prasarana di pedesaan yang juga menyebabkan banyaknya penduduk melakukan urbanisasi.
Umur median penduduk Indonesia antara 25 - 28 tahun merupakan umur yang sangat produktif, dan ini menjadi suatu masalah saat ini, dimana para pemuda yang berasal dari desa setelah menempuh pendidikan di kota sangat enggan untuk kembali membangun desa, alasan yang sangat klasik yang biasanya kita dengar adalah kurangnya lapangan pekerjaan di pedesaan,
Jika pemerintah tanggap dalam mengatasi hal ini bukan tidak mungkin desa-desa produktif akan muncul dan memberikan devisa yang sangat luar biasa bagi pembangunan negeri ini.
Mari Kembali Kedesa
angka urbanisasi ketahanan pedesaan. mari kembali ke desa konversi lahan pedesaan dan pertanian Urbanisasi